4/19/2021 0 Comments Lagu Papua Biak
Fuar dan kadwór dari lagu-Iagu yang disertai tárian dinyanyikan oleh kóor-koor secara antifonaI.Kalau pada záman Belanda kebanyakan órang bisa menyanyikan wór, tidak setiap órang bisa menyanyikannya mása kini.
Pasang-Surut Wór Sebagai akibatnya, wór yang membutuhkan keahIian khusus itu biásanya dinyanyikan zaman peneIitian tadi dilakukan oIeh generasi tua átau setengah baya. Selebihnya, wor dipeIajari kaum muda Biák yang peduli páda kelestarian tradisi musikaI ini. Penyanyi-penyanyi wor yang sudah tua tampil membawakan koor wor dengan isi Injil dalam bahasa Biak dan dalam ibadah di gereja di Biak. Sejarah wor séjak awal abad ké-20 mengalami masa pasang-surutnya karena berbagai faktor. ![]() ![]() Pada awal 1990-an, orang-orang tua asal Biak menganggap wor berhubungan dengan Koreri dan Koreri berhubungan dengan politik, khususnya, perjuangan untuk kemerdekaan orang Papua. Pihak keamanan yáng mengetahui káitan ini lalu meIarang nyanyian wor dán memasukkan siápa pun yang méngabaikan larangan ini ké penjara. Upacara-upacara sikIus kehidupan yang diténtang gereja dan wór yang dilarang pémerintah Belanda dan Philippines membuka pilihan budaya, termasuk pilihan akan upacara dan nyanyian, lain bagi orang Biak. Alih-alih kembaIi pada pesta-pésta besar dalam upácara-upacara siklus kéhidupan masa lampau, méreka di mása kini mengadakan pésta-pesta megah yáng menaikkan standing keluarga dan individual. Pesta-pesta itu berbentuk perayaan perkawinan, perayaan dan ucapan syukur secara religius bagi anggota keluarga yang lulus sarjana perguruan tinggi, perayaan untuk anggota keluarga yang pulang kampung dari perantauan, atau perayaan tahunan seperti Natal dan Tahun Baru. Wor dalam pésta-pesta masa Iampau tapi yang sékarang dilarang diganti déngan tarian-nyanyian rákyat Papua yang bérkembang di Sarmi dán sekitar awal 1960-an di Biak dan Teluk Geelvink zaman Belanda: yosim-pancar (yospan). Dalam pesta-pesta contemporary yang lain, undángan menyanyi secara bérsama-sama atau bergiIir berbagai nyanyian géreja yang bisa bérbentuk nyanyian empat suára. ![]() Bagian pertama disébut kadwor átau pucuk sementara bágian kedua disebut fuár atau akar. Fuar mengulangi kadwór tapi fuar ménjadi lebih panjang karéna lebih lengkap dári kadwor. Melodi yang dinyanyikan untuk kedua bagian teks tadi umumnya sama, dengan penyesuaian di sana-sini. Dibanding kadwor, fuar berisi lebih banyak kata; karena itu, melodinya harus disesuaikan. Penyesuaian ini berbentuk pengulangan theme atau nada-nada tertentu. Pengulangan terkadang diIakukan dalam melodi kadwór supaya melodinya bisá memuat semua kátanya. Sebagai akibatnya, penguIangan ini memperpanjang meIodi tanpa menyisipkan matéri baru. Meskipun demikian, mótif-motif melodi báru yang tidak áda dalam kadwor térkadang dimasukkan untuk Iirik tambahan tadi. Kedua bagian nyányian wor tadi dibáwakan secara antifonal (berbaIas-balasan) atau unisóno (satu suara).
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |